Dugaan Pembunuhan 3 Wanita di Padang Pariaman, Polisi Ungkap Kendala Bongkar Kasus Hilang Tahun Lalu

PADANG PARIAMAN, KOMPAS.TV - Seorang pria berinisial SJ (25) diduga membunuh dan memutilasi perempuan di Padang Pariaman, Sumatra Barat. 

Setelah terduga pelaku ditangkap dan dilakukan pendalaman oleh pihak kepolisian, pria berinisial SJ itu ternyata juga mengaku telah membunuh dua korban lain yang dilaporkan hilang sejak tahun lalu. 

Kapolres Padang Pariaman AKBP Faisol Amir mengungkapkan kendala pihaknya dalam penanganan kasus hilangnya dua korban sebelumnya. 

"Kami masih ada kendala terkait handphone ataupun barang yang dimiliki oleh korban saat itu, jadi itu hilang dan benar-benar kami masih mengumpulkan saat itu, masih berproses," katanya di Padang Pariaman, Sabtu (21/6/2025), dipantau dari program Sapa Indonesia Pagi KompasTV. 

"Sampai sebelum ditemukan pun kami masih melakukan gelar dan melakukan petunjuk kepada para penyelidik untuk terus mengembangkan potensi-potensi tempat ataupun teman dari korban." 

Selain itu ia juga mengungkapkan, terduga pelaku yang sekarang sudah ditetapkan tersangka, mengelak pada pemeriksaan kasus sebelumnya. 

"Tersangka ini juga pernah kami periksa pada 6 bulan sebelumnya sekitar bulan Januari," ungkap Faisol. 

Ia menyatakan, pihaknya tahun lalu menerima laporan kehilangan dari keluarga korban, lantas pihaknya sempat melakukan pemanggilan dan pemeriksaan kepada tersangka. 

Namun, pada pemeriksaan sebelumnya, terduga pelaku mengelak terlibat dalam kasus hilangnya korban. 

"Tersangka mengelak, karena keterangan tersangka, ini pacar saya dan tidak ada kaitannya, dan tersangka tidak kooperatif," terangnya. 

Lantas, setelah adanya kasus mutilasi terbaru dan polisi mengamankan SJ, barulah ia mengakui telah membunuh dua korban lain sebelumnya. 

"Kami dalami dan kami melakukan beberapa pertanyaan investigasi terhadap tersangka dan akhirnya tersangka mengakui memang ada sesuatu yang disimpan dalam rumahnya," paparnya. 

Baca Juga: Polisi Sebut Terduga Pelaku Pembunuhan 3 Wanita di Padang Pariaman Pernah Diperiksa, Tapi Mengelak