JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta kader dan simpatisan partai tetap tenang usai dirinya dituntut tujuh tahun penjara.
Hasto dituntut kurungan tujuh tahun terkait kasus perintangan penyidikan dan suap mantan komisioner KPU.
Usai sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025), Hasto meminta kader PDIP tetap memercayai hukum kendati menurutnya sering diintervensi kekuasaan.
Hasto mengaku yakin "kebenaran" akan menang usai dituntut tujuh tahun penjara.
"Kepada seluruh jajaran kader, anggota, simpatisan PDI Perjuangan untuk tetap tenang, percaya pada hukum meskipun hukum sering diintervensi oleh kekuasaan," kata Hasto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (3/7).
Baca Juga: Jaksa Bantah ada Balas Dendam dalam Tuntutan 7 Tahun untuk Hasto: Ini Pembelajaran Agar Tak Terulang
Hasto mengaku sudah mengira dirinya akan "dikriminalisasi" karena bersikap kritis terhadap penguasa.
Sekjen PDIP itu mengaku akan menghadapi proses hukum dengan kepala tegak.
"Sikap yang saya lakukan sejak awal sudah saya kalkulasi risiko-risiko politiknya," kata Hasto dikutip Kompas.com.
Diberitakan Kompas TV sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum KPK Wawan Yunarwanto menyebut tuntutan tujuh tahun layak dijatuhkan kepada Hasto sebagai "pembelajaran."
Wawan pun menolak anggapan bahwa tuntutan ini dilatari balas dendam politik.
“Tuntutan pidana ini bukanlah merupakan sarana balas dendam, melainkan suatu pembelajaran agar kesalahan-kesalahan serupa tidak terulang di kemudian hari,” kata Jaksa Wawan.
Sementara itu, kuasa hukum Hasto, Ronny Talapessy menyebut kasus hukum yang menjerat kliennya sebatas "pesanan politik."
Ronny menegaskan, Hasto siap menjawab tuntutan jaksa dengan pledoi yang akan dibacakan pekan depan.
“Ini bukan peradilan korupsi, tetapi peradilan yang dibuat hanya untuk pesanan politik. Ini rekayasa hukum, ini politisasi dan balas dendam politik,” kata Ronny Talapessy.
Baca Juga: Kuasa Hukum Hasto, Ronny Talapessy: Tuntutan Jaksa Tidak Logis
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.