WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth menegaskan Washington tidak menginginkan perang usai menyerang fasilitas nuklir Iran, Minggu (22/6/2025).
Hegseth menyebut serangan itu diperintahkan Presiden AS Donald Trump karena merasa "kepentingan nasional" AS terancam program nuklir Iran.
Pete Hegseth mengklaim serangan AS ke fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan membuahkan "sukses besar."
Menteri AS itu menyebut Donald Trump telah berulangkali memperingatkan Iran dan menegaskan Teheran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
"Presiden Trump telah menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak menginginkan perang, tetapi biar saya perjelas, kami akan bertindak cepat dan tegas ketika rakyat dan kepentingan kami terancam," kata Hegseth dalam konferensi pers di Pentagon, Washington, Minggu (22/6).
Baca Juga: Menlu Iran Bakal Konsultasi dengan Putin usai Diserang AS, Tegaskan Teheran Akan Membalas
Hegseth menambahkan, operasi pengeboman militer AS di fasilitas nukir Iran "sengaja dibatasi" agar Iran masih bersedia melanjutkan perundingan nuklir.
Menhan AS itu menyebut Washington sebatas "mengirim pesan" kepada Teheran dalam serangan tersebut.
Menurutnya, pemerintah AS telah membangun komunikasi dengan Iran agar Teheran bersedia kembali berunding.
Hegseth pun membantah isu bahwa AS menyetujui wacana penggulingan rezim di Teheran.
"Misi ini sama sekali bukan tentang pergantian rezim. Presiden mengizinkan operasi presisi untuk menetralisasi ancaman dari program nuklir Iran terhadap kepentingan nasional kita," katanya.
Lebih lanjut, Hegseth meminta Iran tidak membalas serangan AS ke fasilitas nuklirnya.
Pejabat AS itu memperingatkan Iran bahwa Donald Trump berkomitmen mengirimkan serangan lebih besar jika Teheran membalas.
"Jika pintar, Iran akan mematuhi kata-kata yang diucapkannya (Donald Trump), dia sudah mengatakannya sebelumnya dan dia bersungguh-sungguh."
Baca Juga: Donald Trump Libatkan AS dalam Perang Israel, Seruan Pemakzulan Muncul
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.